1. Home
  2. Docs
  3. FAQ Tasawuf
  4. Wawasan
  5. Fana

Fana

image_pdfimage_print

Fana secara harfiah berarti hancur. Fana dalam dunia tasawuf berarti hancurnya sifat-sifat tercela. Dengan demikian, orang fana berarti orang yang telah hancur sifat-sifat ketercelaannya. Ia telah memiliki sifat-sifat Allah dan akhlak Allah, seperti hadits Nabi yang berbunyi:

وَاتَّصِفُوْابِصِفَاتِ اللّٰهِ وَتَخَلَّقُوْابِأَخْلَاقِ اللّٰهِ

“Milikilah sifat-sifat Allah dan berakhlaklah dengan akhlak Allah.”

Istilah Fanā selalu bergandengan dengan baqā. Baqā secara harfiah berarti kekal. Dalam dunia tasawuf berarti kekalnya sifat-sifat terpuji pada seseorang setelah lenyapnya sifat-sifat tercela. Dengan demikian, fanā dan baqā bagaikan dua sisi dari satu mata uang.

Seorang sufi yang telah sampai pada tingkat fanā dan baqā berarti jiwanya telah bersih sehingga memungkinkan “melihat” Allah, dekat dengan-Nya, mendapat anugerah mukasyafah dan musyahadah. Timbulnya fanā dan baqā pada seseorang disebabkan adanya kesadaran bahwa setiap manusia akan hancur (fanā) dan yang kekal hanyalah Allah. Allah berfirman dalam surat ar-Rahman ayat 26 dan 27.

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ . وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَـٰلِ وَالْإِكْرَامِ

“Semua orang yang di bumi akan musnah. Dan Dzat Tuhanmu yang Besar lai Mulia akan tetap tinggal kekal.” (Ar-Rahman: 26 – 27)

Apakah ini cukup membantu? Yes No

Perlu bantuan?